SURABAYA (chenghoo.co) – Situasi bisnis beberapa tahun terakhir ini memang tidak baik-baik saja. Hanya saja, kita khususnya anak muda jangan menyerah. Menjaga trust dan berkolaborasi menjadi kata kunci untuk kita mencapai sukses dalam bisnis.
Hal itu dikatakan H.A. Nurawi, Ketua Koordinator Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS) ketika memberikan sambutan pada acata yang digelar oleh Muda- mudi dari 9 perkumpulan Tionghoa dengan tema “3.3 Youth Networking Dinner” yang berlangsung di Resto Nine Surabaya, Senin (3/3/2025), malam.
“Bisnis anak muda harus bergerak. Agar berkembang berkolaborasilah. Kalau perlu berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha yang memasok barang ke Indonesia,” kata Awi.
Belakangan ini, barang-barang dari luar negeri membanjir dengan harga yang lebih murah. Sudah pasti ini menghancurkan pebisnis yang ada di dalam negeri. Karena itu, berkolaborasi dengan sejumlah pengusaha merupakan salah satu jawaban. Terutama bagaimana untuk meningkatkan kualitas dan menekan harga. “Kalau anak-anak muda bisa menaikkan kualitas, pasti barang produksi kita akan lebih dilirik,” katanya.
Bertolak pada kenyataan inilah, Awi berharap, komunitas ini harus solid. Saling membantu dan bila berbisnis harus mendapatkan keuntungan. Untuk memasarkan produk, menggelar pameran produk milik peserta dan kita usahakan tempatnya free.
“Untuk sebuah kemajuan bisnis, saya mengajukan kepada PERPIT Jatim untuk melindungi pengusaha pengusaha lokal, agar tidak terhempas dengan membanjirnya produk luar maupun perusahaan asing,” katanya.
Sementara itu Elisa Christiana Ketua Perkumpulan Hwie Tiauw Ka (HAKA) Surabaya menyambut positif digelarnya acara ini. Ini penting bagi muda-mudi untuk terus memperdalam bisnis mereka masing-masing. “Dengan bertemu, kan saling beryukar pikiran. Dari tukar pikiran ini akan muncul ide-ide bisnis. Saya sepakat dengan H.A. Nurawai, berkolaborasi m,enjadi kata kunci dalam bisnis ini,” katanya.
Dirinya berharap, perkumpulan-perkumpulan dengan para pengurus yang sudah sepuh, harus ada regenerasi agar perkumpulan tersebut tetap eksis dan berkontribusi kepada masyarakat. “Seperti Perkumpulan HAKA yang saat ini telah berusia 205 tahun, mengajak anak anak mudanya bergabung dan meneruskan tradisi dalam perkumpulan,” ujarnya.
Ivan Arista, Ketua Koordinator Muda Mudi Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS) mengatakan, acara ini dihadiri sekitar 100 pengusaha muda. “Mareka saling memperkenalkan diri, khususnya bidang bisnis yang digelutinya. Harapan dari pertemuan ini ada kontak bisnis yang terus berjelanjutan, sehingga menghasilkan sinergi bisnis yang kuat,” kata Ivan.
Bersatu, tak pelu bersaing akan menguatkan kita di sector bisnis. Terutama dalam menghadapi membanjirnya barang-barang impor beberapa tahun terakhir ini. “Saya bereharap mulai mala mini sudah tercipta kolaborasi untuk saling menguatkan dalam bisnis bisa tercipta,” katanya.
Yudistira Wakil Ketua Muda Mudi PMTS, menambahkan, “Setelah acara pertama 11.11 sukses digelar. Sekarang 3.3 untuk memperluas relasi bisnis. Dalam acara itu, semua peserta saling memperkenalkan diri dan pekerjaan yang sedang digelutinya sekarang. Demikian para panitia juga memperkenalkan diri dan profesinya.
Mereka datang dari berbagai profesi seperti guru, dokter, tenaga medis, konten kreator, advokat, marketing, asuransi, distributor, online shop, kecantikan, pebisnis makanan minuman, pelaku UMKM, kontraktor, organizer acara, otomotif, pemilik toko, pemilik perusahaan sepatu, dan sebagainya.
Sementara itu acara tersebut terselenggara atas kerjasama:
1. Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS)
2. Paguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa Surabaya (PSMTI) Jawa Timur
3. Paguyuban Warga Xian You Indonesia (PWXYI)
4. Perkumpulan Bhakti Sosial Pintu Mas Surabaya (Jinmen)
5. Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) Jawa Timur
6. Yayasan Fajar Jaya Dharma Sosial (Fuqing) Jawa Timur
7. INTI Jawa Timur
8. Perkumpulan Hwie Tiauw Ka (HTK) Surabaya
9. Yayasan Sosial Budaya Surabaya Union Club
(Erfandi Putra)