SURABAYA (Chenghoo.co)-Dalam satu negara terdiri dari beragam perbedaan, termasuk di antaranya perbedaan agama. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan perselisihan dan pertengkaran satu sama lain.
Lalu bagaimana agar apapun bentuk perbedaan yang dimiliki tidak menyebabkan terjadinya konflik? Dalam Islam mengenal tiga bentuk hubungan persaudaraan yang bisa dijadikan sarana pencipta kerukunan, yaitu ukhuwah Islamiah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariah. Hal ini disampaikan oleh Nyai Hj. Wafiqph Jamilah, dalam pengajian rutin yang digelar Takmir Masjid Cheng Hoo, Jumat (15/11/2024).
“Ukhuwah itu bahasa arab, yang artinya ikatan, persaudaraan, solidaritas, atau komunitas. Kalau ukhuwah islamiah, berarti persaudaraan yang diikat oleh satu kesamaan, yaitu agama Islam. Ukhuwah Wathaniyah, yang berarti persaudaraan yang diikat oleh satu tanah air. Lalu ukhuwah basyariah, yaitu persaudaraan yang dibangun oleh hubungan sesama manusia,” katanya.
Dalam hubungan berbangsa dan bernegara, lanjut nyai Hj. Wafiqph Jamilah, meski beda provinsi, atau beda kabupaten. Rasa bersaudara terikat oleh satu tanah air. Satu sama lain harus berlomba-lomba di dalam kebaikan yang dipersatukan oleh satu tanah air, tanpa memandang apa agama maupun suku bangsanya.
“Artinya, mungkin beda agama atau suku bangsanya. Tetapi ikatan rasa persaudaraan dipersatukan oleh adanya ikatan satu tanah air,” katanya.
Dalam hubungan sesama manusia, imbuhnya, meski berbeda agama maupun sukunya, hubungan sesama manusia mempersatukan rasa persaudaraan.
“Inilah kunci hidup yang rukun, karena saling menghargai satu sama lain, meski memiliki perbedaan-perbedaan,” katanya.
Ustadz Hariyono Ong, Ketua Takmir Masjid Cheng Hoo Surabaya, mengatakan, kegiatan pengajian malam ini diikuti oleh sebanyak 500 jamaah. Dan merupakan jadwal rutin keagamaan di Masjid Cheng Hoo Surabaya, yaitu tiap Jumat Pukul 17: 30.
“Kita memiliki jadwal rutin kajian keagamaan yang bisa diikuti oleh siapa saja yang berminat memperluas wawasan keagamaan di Masjid Cheng Hoo. Pada Minggu pertama, Kuliah Shubuh berupa Kajian Kitab Sullamut Taufiq. Diisi oleh ustadz Ahmad bin Abu Bakar Assegaf, pukul 03.40. Lalu Minggu kedua, masih di jam yang sama, Kajian Kitab Arbain Nawawi, oleh Ustadz Drs KH. M Jazuli Nur Lc,,” katanya.
Dilanjutkan Ustadz Hariyono Ong, pada Minggu ketiga, Kuliah Shubuh diisi oleh Ahmad Syaukanie Ong, sementara pada Minggu keempat, Kuliah Shubuh Bersama Dr. KH Ilhamulloh Sumarkan.
“Juga ada Pembinaan Seni baca Al Qur’an. Diisi oleh Qori Nasional, Ustadz Ahmad Satun Al Qowawir pada Rabu, pukul 14.00,” katanya. (Tamam Malaka)