SURABAYA (Chenghoo.co) – Tidak ada Khonghucu tanpa Gus Dur. Hal ini disampaikan oleh Gatot S Santoso dalam acara Silaturahmi dan Buka Bersama Ibu Sinta Nuriyah, istri Presiden keempat Republik Indonesia (RI), Alm. KH. Abdurrahman Wahid, di Swiss Belin Hotel, Surabaya (30/3/2024).
Ditegaskan oleh pria yang juga Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Timur tersebut, soal kemanusiaan, selalu pembelaan Gus Dur sampai tuntas. Ia mencontohkan dalam kasus pernikahan pemeluk Konghucu yang tidak diakui oleh Negara pada 1990-an. Berkat perjuangan totalitas Gus Dur, akhirnya dapat memenangkan tuntutan pernikahan tersebut sehingga sah atau diakui oleh Negara.
“Padahal kala itu, populasi umat Khonghucu sedikit. Tetapi Gus Dur terus memperjuangkan orang-orang yang termarjinalkan,” katanya.
M. Amrul Haq Zain dari Gusdurian Jawa Timur, mengatakan, acara buka bersama tersebut merupakan silaturahim Gusdurian Jatim
dengan Bu Sinta, serta tokoh-tokoh lintas agama maupun komunitas lainnya yang berjejaring dengan Gusdurian.
“Karena apa? Bagi kami Ibu Sinta merupakan power yang memberi kita sumber kekuatan motivasi, sepeninggal Gus Dur. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada beliau yang telah berkenan membersamai kami dalam berbagai gerakan kemanusiaan Gusdurian, baik bidang advokasi, kaum minoritas maupun lainnya,” katanya.
Sejumlah komunitas dan tokoh hadir dalam acara ini, termasuk dari Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), H. Ma’mun Hasan (Dewan Pendiri YHMCHI), Khalid An Khoen Huang (,Dewan Pembina YHMCHI), Ustadz Hasan Basri (Ketua Pelaksana YHMCHI), Oei Tjing Yen (Humas DPD PITI Surabaya). Tamam Malaka.