SURABAYA (chenghoo.co)-Bersama dengan 91 orang dari berbagai daerah di Indonesia, Suryawan, FCSE., B.Med., M.Med., dilantik oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi G. Sadikin sebagai Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI). Dia merupakan salah satu anggota KTKI dari Jawa Timur yang dilantik sebagai salah satu anggotal Konsil Tenaga Kesehatan Tradisional dan siap mengabdi untuk kemajuan kesehatan di tanah air.
“Saya bersama 91 anggota KTKI dilantik Menkes pada 7 September 2022. Saya siap melaksanakan amanah ini untuk kemajuan kesehatan di Indonesia, khususnya kesehatan tradisional” kata Suryawan yang dilantik, sebagai anggota Konsil Kesehatan Tradisional itu.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Pelaksanaan Fungsi, Tugas dan Wewenang Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia, pada BAB II, Pasal 2 disebutkan KTKI mempunyai fungsi sebagai Koordinator Konsil masing-masing tenaga kesehatan.
Pada BAB III, Pasal 10 disebutkan, Konsil masing-masing tenaga kerja kesehatan terdiri atas, Konsil Psikologi Klinis, keperawatan, kebidanan, kefarmasian, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, gizi, keterampilan fisik, keteknisian medis, teknis biomedik, dan kesehatan tradisonal.
“Berdasarkan UU No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan, membagi Tenaga Kesehatan menjadi 11 jenis (seperti di atas). Jadi yang dilantik oleh Menkes sebanyak 91 orang untuk menjadi anggota di 11 konsil tenaga kesehatan Indonesia. Saya sendiri berada di Konsil Kesehatan Tradisional“ kata Suryawan, Wakil Ketua Konsil Tenaga Kesehatan Tradisonal, Rabu (14/9/2022).
Dengan dilantiknya 91 orang Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) ini, khususnya Konsil Tenaga Kesehatan Tradisional diharapkan ada kebijakan, serta dukungan kepada tenaga kesehatan tradisional dan pendidikan kesehatan tradisional di Indonesia. Kesehatan tradisional itu diantaranya memiliki modalitas akupunktur, herbal, pijat, bekam/kop, terapi energi dan lainnya.
“Saya sendiri berharap adanya Konsil Tenaga Kesehatan Tradisional ini, kualitas tenaga kerja kesehatan tradisional di Indonesia meningkat, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif, murah efisien,” kata Suryawan yang juga adalah Kaprodi D4 Akupunktur dan Pengobatan Herbal UKDC Surabaya dan Ketua Perkumpulan Naturopatis Indonesia (PKNI) DPD Jawa Timur ini.
Di Jatim Cukup Maju
Lebih lanjut Suryawan mengatakan, selama ini di Jatim pengobatan tradisional cukup maju, karena ada pendidikannya. Seperti di Unair dengan prodi D3 dan 4, Universitas Katolik Dharma Cendika Prodi Akupuntur dan Pengobatan Herbal. Juga Institut ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri prodi D4 Pengobatan Trasional Tiongkok.
Dengan adanya pendidikan ini, membuat sumber daya manusian (SDM) pengobatan tradisional di Jatim cukup maju. Apalagi di Puskesmas di Surabaya sudah ada tenaga pengobatan tradisional.
Juga demikian dengan minat masyarakat Jatim cukup bagus untuk kesehatan tradisional ini. “Selama covid-19, banyak masyarakat kembali ke alam dengan minum obat herbal. Biaya terjangkau. Hasilnya cukup baik,” katanya.
Ditanya langkah-langkah apa yang akan dikerjakan setelah dilantik menjadi Konsil? Tentang ini Suryawan mengatakan, langkah awal berkenalan dan mendalami masalah-masalah yang ada di dalam pelayanan kesehatan tradisional baik di institusi pendidikan, organisasi profesi dan fasilitas kesehatan, sehingga bisa dirumuskan kebijakan yang sesuai. H. Erfandi Putra