SURABAYA (chenghoo.co)-Sebanyak 105 civitas akademika Program Studi (Prodi) Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (UAH), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, melakukan kunjungan ke Masjid Cheng Hoo Surabaya, Rabu (9/6/2021).
Rombongan yang terdiri dari 89 mahasiswa Prodi AFI dan 16 dosen Fakultas UAH tersebut, diterima oleh ketua takmir Masjid Cheng Hoo Surabaya, ustad Haryono Ong. Selanjutnya, mahasiswa secara khidmat memilih duduk lesehan di halaman luar masjid.
Yedi Efriadi. M.Ag, Ketua Prodi (Kaprodi) AFI IAIN Salatiga, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan matakuliah lapangan dari mahasiswa Prodi AFI.
“Setiap tahun kami mengajak mahasiswa untuk keluar kampus memperluas wawasan secara langsung di lapangan. Mencari tahu tentang sejarah Islam, nemahami aspek multikultural negeri kita dan bagaimana Islam mampu berinteraksi dengan banyak kultur,” katanya.
Yedi melanjutkan, Masjid Cheng Hoo yang dibangun oleh warga Tionghoa memperlihatkan corak Islam yang khas Indonesia yang memiliki banyak warna. Karena itu, Masjid Cheng Hoo menjadi pilihan untuk dikunjungi. Ia berharap melalui kunjungan langsung, dapat membantu mahasiswa untuk melihat Indonesia berikut keberagamannya dalam kerangka yang lebih luas.
“Jadi, tidak hanya hanya membaca di buku-buku, namun dapat melihatnya langsung di lapangan. Terlebih, selama ini warga Tionghoa selalu diberi stigma negatif. Keberadaan Masjid Cheng Hoo, kita diingatkan kembali tentang sosok Laksamana Cheng Hoo dan kontribusinya dalam sejarah di tanah air, sehingga membantu masyarakat untuk mengenal etnis Tionghoa secara utuh,” katanya.
Selama pertemuan berlangsung, banyak pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa terkait Masjid Cheng Hoo. Di antaranya tentang keunikan arsitektur masjid yang tanpa pintu, hubungan masjid Tionghoa dengan elemen organisasi keislaman lainnya hingga soal adat-istiadat Tionghoa dan Islam.
“Kenapa Masjid Cheng Hoo tanpa pintu? Hal ini merupakan simbol bahwa Masjid Cheng Hoo didirikan bukan hanya untuk muslim Tiongha semata, tetapi untuk semua umat muslim. Dan hubungan kita sangat baik dan erat dengan ormas-ormas Islam di Indonesia, seperti NU dan Muhammadiyah,” kata ustad Haryono Ong.
Dalam kesempatan tersebut, kedua belah pihak juga saling bertukar cinderamata. (Erfandi putra)