SURABAYA (Chenghoo.co)-Perkembangan yang cukup penting kembali ditoreh oleh Yayasan Pendidikan Cheng Hoo Indonesia (YPCHI), yaitu dengan dijadikannya SD Islam Cheng Hoo Surabaya sebagai titik ajar pertama dari Program Bahasa Mandarin Institute Confucius Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Hal ini kemudian diteguhkan dengan adanya penandatanganan MoU, Kamis (18/7/2024).
Di samping penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Hj. Siti Fatimah Sukri, selalu Ketua YPCHI, Syafi’ul Anam, Ph.D. (Dekan Unesa Fakultas Bahasa dan Seni), Sueb, S.Pd., M.Pd. (Direktur Confucius Institute Perwakilan Indonesia), dan Mr. Yang Yuan (Direktur Confucius Institute Perwakilan Tiongkok) tersebut, juga dilaksanakan pengesahan Dewan Pembina Presidium (Novi Basuki), Ketua Kehormatan Dewan Pembina (Heru Budi Hartono, Alim Markus dan Sudomo Mergonoto) oleh HMY Bambang Sujanto.
H Abdullah Nurawi, Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo (YHMCHI), mengatakan, terpilihnya SD Islam Cheng Hoo Surabaya sebagai titik ajar pertama, merupakan titik penting bagi milestone YPCHI.
“Dengan adanya kerja sama ini, maka siswa dan siswi kami bisa belajar bahasa Mandarin sejak dini. Kemampuan berbahasa Mandarin ini kelak dapat menjadi bekal masa depan mereka. Terlebih, saat ini bahasa Mandarin telah jadi bahasa internasional. Serta jembatan yang mendorong terciptanya komunikasi antara Indonesia dan Tiongkok,” katanya.
Nurawi juga menyampaikan terima kasihnya kepada Mr Yuan dan Sueb, S.pd.,M.pd selaku pimpinan di Confucius Institute Unesa, serta Syafiul Anam, Ph.D Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unesa, yang telah memberikan kepercayaan kepada YPCHI.
“Semoga kerja sama ini menjadi awal yang positif bagi kedua belah pihak untuk membuka peluang kerja sama dalam bidang-bidang yang lain,” katanya.
Sueb, S.pd.,M.pd dari Confucius Institute Unesa, mengatakan, program bahasa Mandarin akan dilaksanakan di SD Islam Cheng Hoo Surabaya. Tentang seperti apa bentuknya, nantinya bisa berupa kursus atau ekstrakurikuler.
“Confucius Institute Unesa akan memberikan fasilitas guru (native) langsung dari Tiongkok. Merekalah yang akan mengajar peserta didik atau siswa,” katanya.
Sueb juga menegaskan, program bahasa Mandarin tersebut tidak sekedar cermonial. Tetapi sebuah program yang terus berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa kerja sama ini adalah kerja sama strategis untuk kedua belah pihak, karena tidak semata soal pendidikan dan budaya. Tetapi juga toleransi,” imbuhnya.
Mr. Xu Yong, Konsulat Jenderal (Konjen) Tiongkok di Surabaya, menyampaikan ucapan selamat atas diresmikannya Titik Ajar Pertama Confucius Institute Unesa. Menurutnya, hubungan antara Indonesia dan Tiongkok sudah terjalin sangat lama. Melalui pembelajaran bahasa Mandarin, maka mempermudah hubungan baik kedua negara.
“Melalui peresmian Titik Ajar Confucius Institute Unesa, semoga bisa menciptakan pembelajaran bahasa Mandarin bagi siswa SD Islam Cheng Hoo Surabaya. Sehingga mereka bisa lancar bahasa Mandarin,” katanya.
Hermawan Santoso, Ketua Yayasan Bakti Persatuan (YBP), mengatakan, saat ini telah banyak pondok-pondok pesantren yang mengajarkan bahasa Mandarin. Di antaranya adalah Novi Basuki. Yang saat ini telah banyak dikenal.
“Bahasa Mandarin semakin penting artinya, mengingat banyaknya investor dari Tiongkok yang investasi ke Indonesia. Sehingga bisa serap tenaga kerja. Tentunya bahasa Mandarin akan dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan. Sekolah maupun Universitas. Saya menyampaikan Selamat atas diresmikan Titik Ajar Pertama Confucius Institute Unesa di SD Islam Cheng Hoo Surabaya,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ir. Yusuf Masruh, M.M yang juga hadir memberikan sambutan, mengucapkan selamat atas kerja sama YPCHI dan Confucius Institute Unesa di bidang pembelajaran bahasa Mandarin. Ia berharap kemampuan berbahasa Mandarin bisa melengkapi di tiga aspek penting, yaitu aspek agamis, akademik dan talenta siswa.
Ucapan selamat juga datang dari Pengurus PW Muhammadiyah Jawa Timur yang diwakili oleh Ir. Tahmid Masyhudi dan PWNU Jatim yang diwakili oleh Gus Yusuf. Hadir juga dalam kesempatan tersebut Indah Kurnia Anggota DPR RI Komisi XI. Tamam Malaka.