Surabaya (chenghoo.co) – Pengurus baru Yayasan Pendidikan Wartawan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPW-JT) periode 2022-2027 resmi dilantik Ketua Dewan Pembina YPW-JT, Suprawoto, di ruang Multi Media kampus Stikosa-AWS, Rabu (15/3/2023).
Pengurus baru optimistis Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) bisa menjadi barometer praktisi komunikasi Indonesia.
Pelantikan dihadiri para Dewan Pembina YPWJT sebagai Ex Officio yayasan, di antaranya Sherlita Ratna Dewi Agustin yang juga Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur, Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Jawa Timur Luthfil Hakim, dan Ketua SPS (Serikat Perusahaan Surat Kabar) Sukoto. Hadir para kepala sekolah di bawah naungan YPWJT, dan Pengurus IKA (Ikatan Keluarga Alumni) Stikosa-AWS.
Suprawoto yang juga Bupati Magetan mengatakan YPW-JT merupakan yayasan dari perguruan tinggi Stikosa-AWS, kampus Komunikasi tertua di Indonesia Timur.
Yayasan ini kemudian mengembangkan lembaga pendidikan SMK Prapanca 1 dan 2, yang berada satu komplek dengan kampus Stikosa-AWS di Jl. Nginden Intan Timur, serta SMP dan SMA Atma Widya di Jl. Kapasari Surabaya.
Suprawoto mengatakan, sejak zaman akademi, AWS tahun 1964 hingga sekarang, Stikosa-AWS menjadi barometer dan kiblatnya praktisi komunikasi di Indonesia.
“Kalau dulu ISI (Ikatan Senirupa Indonesia) itu barometer dan kiblatnya pelukis, sedangkan Stikosa-AWS, sejak zaman akademi AWS, sudah menjadi barometer praktisi komunikasi di Indonesia, lulusannya menjadi trendsetter-nya praktisi media-media di Indonesia. Pengurus yayasannya sekarang sukses sebagai praktisi media di Indonesia,” ungkap Suprawoto dilansir Ameg.
“Dengan bergabungnya beberapa praktisi media ke dalam yayasan sekarang ini, akan menambah kekuatan Stikosa-AWS kembali menjadi kiblatnya praktisi komunikasi di Indonesia,” imbuhnya.
Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur, Sherlita, sangat mengapresiasi dan optimis bergabungnya generasi muda di kepengurusan akan membuat YPW-JT semakin optimal sebagai kekuatan untuk mensinergikan antara yayasan, akademik dan alumni di Stikosa-AWS dan dan lembaga – lembaga pendidikan di bawah naungan YPW-JT.
Pengurus baru YPW-JT periode 2022-2027 masih dihiasi pengurus periode sebelumnya, yaitu Imawan Mashuri yang kembali terpilih sebagai Ketua Harian YPW-JT, Erfandi Putra sebagai Wakil Ketua 1, Riamah sebagai Sekretaris dan Titiek Mudjiana sebagai Bendahara YPWJT.
Di kepengurusan YPWJT periode ini terdapat nama–nama baru generasi muda yang menjadi kekuatan besarnya. Yaitu Sapto Anggoro yang sampai saat ini masih menjadi Komisioner Dewan Pers Indonesia dan pernah membesarkan portal Tirto media berita online infografis berbasis data.
Kemudian ada Syaifuddin Alamsyah alias Sefdin yang kesehariannya berprofesi sebagai Staf Khusus Ketua DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI, Satria Narada pemilik media Bali Post dan Bali TV Group. Yanti Gobel, dan Dhani Kusuma Wardhana yang juga alumni Stikosa-AWS.
Sebagai pengurus YPW-JT yang baru dilantik Sefdin mengatakan, dalam waktu dekat mutlak untuk mengompakkan dan mensinergikan YPW-JT, Akademik, dan IKA untuk saling support.
“Setelah pelantikan, tadi telah disepakati kami mensinergikan antara yayasan, akademik dan IKA untuk saling mensuport gagasan-gagasan besar YPWJT dalam pengembangan lembaga-lembaga pendidikannya. Kami yakin semua gagasan yang kami rencanakan akan dapat tercapai maksimal,” tandas Sefdin.
Ia menambahkan, konsep dan gagasan besar YPWJT dalam ‘Stikosa-AWS Strategic Role YPWJT Vision’, berisi langkah penguatan lembaga – lembaga pendidikan YPW-JT terutama Stikosa–AWS. Hal ini merupakan bagian dari road map yang disampaikan Imawan selaku ketua YPW-JT untuk kali kedua itu, bahwa YPW-JT ingin mewujudkan sekolah multi media yang dimulai sejak SMP sampai perguruan tinggi. Unit itu semuanya sudah ada, tinggal menyinergikan menjadi satu kesatuan.
Selain itu, katanya, pendidikan komunikasi perlu ambil peran penting ikut menata dunia komunikasi di Indonesia. Karena hasil survey data insight bersama Kominfo menemukan bahwa hoax menyusupi 60 persen seluruh informasi dan berita di semua jenis media, sosial maupun mainstream. (Erfandi Putra)