SURABAYA (CHENGHOO.CO) – Membeludak. Begitulah satu kata yang bisa mendeskripsikan tingginya antusiasme masyarakat prasejahtera yang mengikuti bakti sosial pengukuran gratis anggota tubuh buatan yang digelar di halaman masjid Cheng Hoo Surabaya, Minggu 25 Agustus 2024.
Pihak penyelenggara, Yayasan Sosial Moral Sejati Surya Gemilang, Ming Ya Shan Ge, Jakarta didukung Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya Jatim, Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia ( YHMCHI), Surabaya, DPW Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jatim dan LDS Charity USA & Indonesia pada awalnya hanya mengalokasikan 100 orang.
Namun faktanya yang mendaftar hingga mencapai 200 orang. Bahkan lebih.
Warga yang datang bahkan bukan dari Surabaya saja. Mereka berdatangan dari berbagai kota di Jawa Timur, seperti Madiun, Magetan, Ngawi. Dari beberapa kota di Pulau Madura. Bahkan ada juga yang datang dari Jawa Tengah dan Bali.
Nur Yulianti, warga Magetan, datang ke acara baksos tersebut bersama rombongan dari Madiun dan Ngawi. “Kaki saya diamputasi setelah operasi akibat cacat bawaan,” kata perempuan didampingi sang suami.
Nur Yulianti mengaku tahu kegiatan tersebut setelah diberitahu oleh teman temannya.
Fauzan, warga Ngawi, mengaku juga dapat informasi dari teman temannya. “Saya dapat info dari teman, lalu didaftarkan,” kata pria berusia 30 an tahun ini.
Fauzan kehilangan kaki kiri setelah terlibat kecelakaan lalu lintas.
Sementara, di sela kesibukannya mengoordinasi baksos pengukuran anggota tubuh buatan di masjid Cheng Hoo, Bapak Johnson, Wakil Ketua Yayasan Sosial Moral Sejati Surya Gemilang, Ming Ya Shan Ge, Jakarta, mengungkapkan, kondisi serupa di daerah daerah yang pernah dikunjungi.“Saya sempat ke Medan, saat itu target kami hanya membantu 125 (orang), tapi sama seperti di sini, teman teman yang datang sampai melebihi, sampai 375 orang yang datang. Dan bukan kaleng kaleng, perjuangannya 18 jam perjalanan, pakai mobil bak terbuka, memenuhin mobil bak terbuka, hujan, terik dihajar terus untuk hadir di acara kami,” ujar bapak Johnson.
Sekadar diketahui, Yayasan Sosial Moral Sejati Surya Gemilang, Ming Ya Shan Ge, Jakarta yang telah berdiri kurang lebih 6-7 tahun, telah membagikan 5.000 lebih alat bantu organ tubuh buatan dalam waktu 3,5 tahun terakhir. “Barang barang (alat bantu organ tubuh buatan –red.) yang kami berikan bukan barang jelek, salah satu yang terbaik yang bisa putra Indonesia berikan. Barang kami ini ini sudah di tes hingga ke Malaysia dan Singapura. Dan itu sudah bisa diterima masyarakat di sana,” jelas bapak Johnson.
Johnson mengatakan Yayasan Sosial Moral Sejati Surya Gemilang, Ming Ya Shan Ge saat ini telah memiliki 8 cabang, 2 di Sumatra, yakni Medan dan Palembang. Empat di Pulau Jawa, Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. Selain itu, juga ada di Bali dan Singkawang (Kalimantan).
Masih di tempat yang sama, sebagai salah satu pendukung utama baksos ini, Ketua Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya ibu Lim Phik Shia, mengakui besarnya animo warga dalam mengikuti pengukuran untuk mendapatkan alat organ tubuh buatan. “Dari Yayasan Ming Ya menawarkan kepada kami mencari spot di Surabaya. Sebetulnya target kami 100, ternyata melampaui. Kalau diteruskan menerimanya (pendaftaran –red.) bisa bisa 300 orang. Karena kita kasihan yang mengerjakan pengukuran. Tapi tidak apa apa, kita akan atur lagi waktunya,” ujar ibu Lim Phik Shia.
Dijelaskan, nanti setelah dua bulan, akan diadakan kembali baksos seperti ini, tujuannya untuk pemasangan alat tubuh buatan yang telah diukur.
Ibu Lim Phik Shia mengakui sangat terbantu dengan kesediaan Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia ( YHMCHI), Surabaya sebagai pengelola masjid Cheng Hoo yang menjadi tempat pelaksanaan baksos pengukuran alat bantu buatan. Begitu pula dukungan dari DPW Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jatim.
Ketua YHMCHI, bapak H. Abdullah Nurawi mengatakan meski pemberitahuan pelaksanaan baksos pengukuran alat bantu tubuh buatan ini mendadak, namun manfaatnya sangat besar terutama bagi mereka yang kehilangan anggota tubuh. “Karena itu kita dengan cepat merespon, dan pelaksanaannya pada Minggu 25 Agustus 2024,” kata Bapak Abdullah Nurawi.
Pria yang akrab disapa Abah Awi ini mengaku sangat terharu. Ini karena masyarakat yang membutuhkan anggota tubuh buatan ini ternyata sangat banyak. “Buktinya target hanya 100, tapi yang masuk daftar ini sudah masuk 200. Tentu saja kami tidak bisa menolak,” kata Abah Awi.
Dalam kesempatan itu juga hadir bapak Susanto Firman, Ketua Yayasan Sosial Moral Sejati Surya Gemilang Ming Ya Shan Ge, bapak Akhing, ketua Yayasan Surya Gemilang Surabaya,
Ibu Fu Mei Lian, ibu Erlin Poo, pengawas PWTS beserta seluruh anggota, bapak Soekartio Chandra, Ketua Yayasan Sosial Marga Zhang, bapak Rasmono Sudarjo, Sekjen PMTS,
Bapak Ivan Arista, MBA, ketua Muda Mudi PMTS, bapak Oei Tjing Yen, Humas DPD PITI Surabaya, serta Ustadz Hasan Basri Fuk, Ketua Pelaksana Harian YHMCHI.
Memanusiakan Kembali Kaum Tuna Daksa
Melalui yayasan yang dipimpinnya, Johnson berkeliling ke berbagai penjuru Indonesia. Pria berkacamata ini tahu dengan mata kepala sendiri ketika bersentuhan langsung mereka warga tuna daksa.
“Selama ini kaum tuna daksa ini selalu dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Tapi orang harus tahu, setelah kami melakukan bakti sosial serta 3,5 tahun terakhir ini, banyak teman-teman (tuna daksa –red.) di Jakarta, dan kota lain datang di Jakarta hanya khusus menyambangi kita punya yayasan. Mereka berterima kasih, mereka dimanusiakan kembali, itu benar benar bahasa mereka, bukan bahasa saya,“ cerita Bapak Johnson. ”
“Mereka kini sudah bisa kembali bertanggung jawab terhadap anak dan istri mereka. Yang tadinya tidak punya penghasilan, sekarang mereka sudah punya penghasilan. Ada adik adik yang kita bantu sekarang sudah bisa bersekolah tanpa dicibir orang lain. Jadi dari sana bangkitlah kepedulian kami untuk terus melakukan dan jujur saja kami bisa melakukan sampai segini besarnya dari Sabang sampai Merauke, banyak dukungan dari organisasi-organisasi. Seperti hari ini, bisa terealisasi, mungkin donatur kami bawa dari Amerika Serikat, kami bawa dari Jakarta, Tapi tanpa difasilitasi teman sosial yang ada di Jawa Timur , kita tidak bisa melakukan baktisosial seperti ini. Jadi kami berharap teman teman di luar sana yang sudah dibantu dan mauoun yang belum terbantu, yang punya rezeki lebih, sisihkanlah sebagian rezeki kalian. Karena banyak teman teman tuna daksa di luar sana yang masih butuh. Yang hidupnya lebih menyedihkan,” ungkap Johnson.faz