SURABAYA (Chenghoo.co) – Ustadz Hasan Basri, Ketua Pelaksana Harian Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI), tampak meringis menahan sakit ketika beberapa saat dua kaki maupun tangannya direndam air es.
Hal yang sama juga tampak pada pasien-pasien lainnya yang telah mengikuti pengobatan menggunakan teknik rendam es yang diinisiasi oleh Sinshe Acong di halaman Masjid Cheng Hoo Surabaya, Senin pagi ( 21/10/2024).
Pengobatan Shinse Acong sendiri di YHMCHI digelar sampai tiga hari, yaitu dari tanggal 19, 20 dan 21 Oktober. Pada hari ketiga yang merupakan hari terakhir ia menggelar pengobatan, menggunakan teknik khusus rendam es.
“Tujuannya adalah untuk melancarkan peredaran darah. Terutama untuk pengidap diabetes dan orang tua yang kakinya sering kesemutan atau mati rasa,” katanya.
Ditambahkan Sinshe, jika di hari-hari sebelumnya, pasien membayar pengobatan seikhlasnya, maka untuk hari ketiga pasien tidak perlu membayar, alias gratis.
“Khusus hari ketiga ini saya meluangkan waktu dari pukul 7.00 hingga pukul 14.00, untuk pengobatan gratis. Pasien tidak perlu membayar. Terutama rendam es ini saya tujukan bagi pasien-pasien sebelumnya, sehingga proses terapi lebih sempurna,” katanya.
Di antara pasien-pasien Sinshe Acong yang hari itu terapi rendam es, ada juga yang datang sekeluarga, seperti Melisa (66). Warga Kebraon tersebut mengikuti pengobatan rendam es bersama-sama dengan suami dan putrinya.
“Suami saya sudah yang keempat kalinya terapi pada Sinshe Acong. Sekarang saya dan putri saya juga ikutan. Untuk keluhan saya, yaitu kaki suka kram dan linu-linu. Tadi pas diterapi rendam es rasanya sakit sekali dan linu-linu. Tapi sekarang terasa lebih enteng,” kata Melisa.
Lainnya adalah Nazmi (48), paeien asal Lebak Rejo, memiliki keluhan pusing-pusing yang kemudian berdampak pada mata. Sebenarnya ia mengikuti sesi di hari sebelumnya, namun peserta sudah penuh, sehingga ia datang lagi keesokan harinya.
“Alhamdulillah, proses rendam es ternyata bisa mengobati gejala pusing yang saya idap selama ini. Semoga ke depan masih ada lagi,” katanya. Tamam Malaka.