Chenghoo.co
Home » Masjid Muhammad Cheng Hoo Pasangkayu, Perpaduan Arsitektur Tiongkok dan Islam
Dunia Islam Headline

Masjid Muhammad Cheng Hoo Pasangkayu, Perpaduan Arsitektur Tiongkok dan Islam

chenghoo.co – Satu lagi masjid dengan arsitek Tiongkok bernama Masjid Muhammad Cheng Hoo diresmikan penggunaannya sebagai tempat ibadah umat muslim. Kali ini Masjid Muhammad Cheng Hoo PT RTL yang berlokasi di Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

Acara peresmian Masjid H Muhammad Cheng Hoo yang digelar Rabu (17/1/2024) itu ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Pj. Gubernur Sulbar Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH, didampingi Bupati Pasangkayu H Yaumil Ambo Djiwa SH. Hadir pula dalam kesempatan itu Kapolda Sulawesi Barat Irjen Pol Drs R Adang Ginanjar S.MM, Direktur PT Randomayang Tambak Lestari (RTL) Rudy Hartono Wibowo, Danrem 142 Tatag Brigjen TNI Deni Rejeki.

Selanjutnya Bupati Pasangkayu H Yaumil Ambo Djiwa SH, Wabup Pasangkayu Dr Hj Herny Agus S.Sos, M.Si, mantan Bupati Pasangkayu H Agus Ambo Djiwa, Ketua DPRD Kab Pasangkayu Hj Alwiaty SH, Kapolres Pasangkayu AKBP Candra Kurniawan Setiawan S.IK, Dandim/1427 Pasangkayu Letkol CZI. Doni Siswanto, dan Kajari Pasangkayu Dedy Frits Rajagukguk SH, MH.

Tampak pula hadir tamu dari Jawa Timur,, antara lain, dari Masjid Cheng Hoo Surabaya, yakni Ketua Umum Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCI) H Abdullah Nurawi dan Ketua Pelaksana Harian YHMCI Ustad Hasan Basri, serta H. Kadapi dari Masjid Cheng Hoo Banyuwangi, dan sejumlah undangan lainnya.

Saat menyampaikan sambutan, Pj Gubernur Sulbar Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh SH, MH, mengatakan, bahwa pihaknya menyambut gembira dan bersyukur serta menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Pasangkayu serta jamaah Masjid Muhammad Cheng Hoo dan pihak-pihak terkait lainnya, yang telah berhasil melakukan pembangunan tempat ibadah ini dengan lancar.

“Semoga dengan selesainya pembangunan masjid kita ini, nantinya Masjid Muhammad Cheng Hoo dapat digunakan dan memberikan manfaat bagi semua umat Islam,”katanya.

Gubernur Sulbar melanjutkan, Masjid Muhammad Cheng Hoo bukan hanya dilihat sebagai suatu sarana fisik tempat ibadah semata, tapi juga berfungsi lebih luas di mana masjid pada hakikatnya adalah tempat membangun jamaah dan membina basis dakwah yang akan bermuara pada kualitas umat. Usaha memakmurkan masjid, merupakan kegiatan yang harus dilakukan secara berkelanjutan.

“Memakmurkan masjid sebagai sifat orang-orang beriman yang kehidupannya akan selalu terpimpin dengan hidayah Allah. Kehidupan umat atau masyarakat yang tidak terhubung dengan masjid, pasti akan jauh dari petunjuk Ilahi,”ujarnya.

Sesuai nama Muhammad Cheng Hoo, Gubernur berharap keberadaan masjid ini mampu memperkuat cinta kasih antar umat dalam bingkai ukhuwah Islamiyah. Apa pun perbedaan yang timbul di kalangan umat Islam asal tidak menyangkut masalah aqidah dan ibadah, jangan sampai membuat umat terpecah.

“Masjid diharapkan menjadi sarana yang mempersatukan umat di dalam wadah ikatan Ukhuwah Islamiyah,”tutur Prof Zudan Arif Fakrulloh,

Seperti masjid Cheng Hoo lainnya, misalnya di Surabaya, Pandaan, atau Banyuwangi, bangunan Masjid Muhammad Cheng Hoo Pasangkayu ini tampak unik dan berbeda dengan masjid lainnya. Arsitek yang merancang adalah Ali Ma’ruf.

Ali Ma’ruf selain dikenal sebagai arsitektur, dia juga merupakan staf PT Randomayang Tambak Mentari. Dia merupakan lulusan Prodi Arsitek Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Solo.
Ali mengaku, untuk mendesain gambar masjid itu dirinya membutuhkan waktu dua minggu. “Saya diberikan waktu dua minggu mendesain gambar masjid, mulai dari perencanaan sampai gambar kerja,” kata Ali Ma’ruf.

Ali menambahkan, sebelum mengerjakan desain gambar masjid, dia mengambil cuti ke Solo, Jawa Tengah. Tujuannya melakukan riset khusus dan mencari inspirasi bangunan sebelum mendesain gambar masjid.

“Sebelum ke Solo saya mampir di Masjid Babah Alun, Jusuf Hamka, yang terletak di pinggiran tol Desari dan di kolong Tol Wiyoto Wiyono. Setelah itu baru saya kembangkan desainnya,” terang Ali Ma’ruf.

Selain terinspirasi dari Masjid Babah Alun, juga sesuai dengan arahan dari direktur utama PT Randomayang Tambak Lestari, Rudy Hartanto Wibowo. Dia terinspirasi dari Laksamana Muhammad Cheng Hoo.

“Dia ingin membuat masjid yang bernuansa China, terinspirasi dari Laksamana Muhammad Cheng Hoo,” jelasnya.

Menurut dia, konsep dari masjid itu adalah simbol angka keberuntungan yakni 168. “Maksudnya, dengan lebar area dalam 16.8 meter dan tinggi dari lantai ke menara 16.8 meter,” sambungnya.

Ali melanjutkan, di dalam masjid terdapat ornamen-ornamen yang memanjakan mata para jamaah. Karena itu masjid ini juga akan menjadi destinasi wisata religi seperti masjid Cheng Hoo lainnya. “Saya ambil dari konsep ornamen Tiongkok,” ujarnya.

Sedangkan untuk konsep atap, terdiri dari tiga trap atap yaitu, iman, Islam, dan Ihsan. “Dari tiga elemen itu merupakan suatu hal yang harus dimiliki seorang Muslim,” terangnya.

Setelah Masjid Muhammad Cheng Hoo ini diresmikan, Ali merasa senang dan bangga sebab telah mendesainnya. “Alhamdulillah, sesuai dengan rencana gambar yang direncanakan 95 persen mendekati real gambar,” ucap Ali Ma’ruf. Proses pembangunan masjid ini dilakukan sejak Maret 2022 lalu hingga rampung 2023. (Erfandi Putra)