Chenghoo.co
Home » Indayati Oetomo Ambil Pelajaran Berharga dari Covid-19
Gaya Hidup Pendidikan

Indayati Oetomo Ambil Pelajaran Berharga dari Covid-19

Indayati Oetomo

SURABAYA (chenghoo.co) – Direktur Sekolah Kepribadian John Robert Powers (JRP), Indayati Oetomo menganggap Covid-19 telah membuat lembaga yang dipimpinnya jadi lebih baik. Tiga tahun pandemi Covid-19 memberikan pelajaran bagi semua pihak, termasuk bagi JRP Indonesia.

“Dalam segala hal kita harus melihat dan bersyukur. Dalam Covid, saya melihat ada sesuatu yang membuat kita jadi lebih baik. Covid tidak selalu jelek. Karena Covid, kita bisa mengembangkan kurikulum online,” katanya dalam momen buka bersama dengan awak media, Sabtu (8/4/202t3).

Diungkapkan, yang membuatnya juga bersyukur tidak ada satu pun peserta yang menarik uang pendaftaran lifetime yang bisa mencapai ratusan juta kalau ditarik. Mereka ikut secara online dan ketika nantinya buka lagi kegiatan dilaksanakan secara offline. Dan satu rupiah pun tidak ada yang menarik uangnya, sementara pihak JRP pun tidak memikirkan untung rugi yang penting memberikan servis yang baik.

Di luar dugaannya, 2 minggu setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dibuka, peserta didiknya memilih mengikuti kegiatan offline. Padahal ketika itu sudah dirancang program hybrid (offline dan online). “Mungkin anak-anak sudah bosan di rumah, maunya keluar dari zona nyaman rumah,” ujarnya.

Yang membuat Indayati terus bersyukur dan memuji kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa, JRP kini sudah recovery 100%. “Namun ada beban utang 3 tahun lalu, jadi recoverynya ini untuk nyicil bayar utang. Dan Alhamdulillah utangnya sekarang tinggal 30%,” lanjutnya.
Indayati menyebut Covid telah menimbulkan krisis holistik, pikiran dan mental kena semua.

“Kalau krisis-krisis yang sebelumnya cuma materi ekonomi, sekarang ini holistik jasmani, rohani dan materi. Meski pun semua orang kena, kita nggak bisa happy. Kalau dulu kita gagal berjamaah begitu ayem, banyak temannya. Sekarang kan tidak, ini tanggung jawab masing-masing,” ungkap Indayati yang kala itu terus memikirkan bagaimana nasib karyawan dan guru-guru di lembaga yang dipimpinnya.

Namun di balik itu ada hikmah yang diambil, ada pembelajaran kehidupan yang didapatkan yaitu membuat hati jadi lebih peka. Dia mencontohkan dijahati orang, akan membuat kita belajar. Begitu pun diperlakukan baik oleh orang juga membuat kita belajar. “Kehidupan kita naik tingkat. Hati itu bisa lebih peka, lebih ikhlas dalam segala hal,” tuturnya.

Pelajaran lain yang dipetik, kalau ada krisis jangan lari tapi harus dihadapi. Misalnya yang punya utang, harus dihadapi, dinego. “Yang penting telling the truth. Harus realistis,” tandasnya.

Diingatkan semua harus menatap masa depan, jangan menengok ke belakang lagi. “Kalau menoleh ke belakang akan sakit, ingat-ingat covid jadi sakit hati. Yang pasti kalau saya akan tunjukkan ‘I’m better than before.’ Karena pada dasarnya saya nggak suka bersusah lama-lama,” pungkas Indayati yang meyakini tidak ada kesuksesan yang abadi dan tidak ada kesusahan yang abadi. (Erfandi Putra)