SUMENEP (Chenghoo.co) – Laksamana Cheng Hoo dalam berdakwah tidak dengan senjata. Tidak menakut-nakuti, sehingga kedatangan Cheng Hoo di tanah air, khususnya di Pulau Jawa mendapat sambutan positif dari masyarakat.
Hal itu dikatakan Budayawan Madura, D. Zawawi Imron ketika memberikan ceramahnya pada seminar “Menelusuri Dakwah Laksamana Cheng Hoo” yang diadakan di Pondok Pesantren Al-Amin, Parenduan, Sumenep, Jumat (27/10/2017).
Zawawi mengatakan, kedatangan Cheng Hoo ke Indonesia tidak hanya membawa misi persahabatan dan perdagangan, tetapi mempunyai misi dakwah. “Sejumlah wilayah khususnya di Jawa akhirnya masyarakatnya memeluk agama Islam. Ini dikarenakan, apa yang dibawa Cheng Hoo penuh kedamaian. Bukan menakut-nakuti.
Bagaimana dengan Madura sendiri? Tentang ini penyair nasional itu mengatakan, sisa-sisa di Madura terutama ada di Sumenep. Di Sumenep ada muslim Tionghoa sejak dulu.
“Malah Cemara Udang yang hanya ada di Sumenep, konon bibitnya berasal dari Tiongkok,” kata Zawawi.
Sementara itu, pembicara lainnya, Kardono wartawan Jawa Pos yang pernah menurunkan perjalanan Laksamana Cheng Hoo ke negara-negara asia.
Pendiri dan penggagas Masjid Cheng Hoo Surabaya, H.M.Y. Bambang Sujanto mengatakan, Laksamana Cheng Hoo telah memberikan inspirasi bagi Muslim Tionghoa untuk terus mengajarkan ilmu-ilmu Cheng Hoo. Sekarang, katanya, di Indonesia sudaha terdapat 18 masjid Cheng Hoo.
“Masjid Cheng Hoo adalah masjid untuk semua golongan. Saya berharap seminar ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Terutama untuk peningkatan dakwah,” kata Bambang.
Sementara itu. H.A. Nurawi, Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia mengatakan, dengan adanya seminar ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terutama bagaimana kita membangun ekonomi umat dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan untuk menjadi enterpreneur.
(Erfandi Putra)