Chenghoo.co
Home » Menjelajah Keunikan Sahara Aljazair
Dunia Islam Khazanah Terkini

Menjelajah Keunikan Sahara Aljazair

Berwisata ke negeri Algeria atau Aljazair banyak mengunjungi pemandangan indah mempesona. Eksotika Aljazair tak lepas dari misteri Sahara dan sejarah negeri ini. Misalnya sebuah fenomena alam yang langka pernah terjadi di Gurun Sahara, Afrika Utara, ketika kawasan yang biasanya gersang dan panas itu diselimuti salju.

Salju menyelimuti kawasan di kota Ain Sefra, Aljazair, pada tahun lalu. Terakhir kali salju turun di kawasan tandus itu adalah pada 37 tahun silam. Suasana alam yang luar biasa itu direkam dalam kamera milik juru foto amatir, Karim Bouchetata. Dalam foto-fotonya itu, terlihat kombinasi luar biasa pasir merah Sahara yang ditutupi putihnya salju.

“Semua orang tertegun saat melihat salju turun di gurun pasir. Ini merupakan peristiwa yang sangat langka. Terlihat sangat luar biasa melihat salju menutupi pasir. Salju itu berada di sana selama sehari dan kini sudah mencair,” kata Bouchetata.

Salju turun di kawasan ini terakhir kali pada 1979. Itu pun ketika sebuah badai singkat menerjang kota tersebut. “Pada 18 Februari 1979, di dataran rendah Gurun Sahara untuk kali pertama tercatat adanya salju,” demikian sebuah artikel situs LiveScience.

“Salju turun di wilayah selatan Aljazair, dengan sebuah badai salju selama setengah jam menghentikan lalu lintas di sana,” kata LiveScience.

Ain Sefra, kota yang disebut sebagai “Gerbang ke Gurun Pasir” itu, terletak di ketinggian 1.078 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi Pegunungan Atlas. Sahara adalah gurun terluas di dunia yang mencapai 9 juta kilometer persegi dan melingkupi seluruh Afrika Utara.

Bukan hanya dikenal sebagai salah satu kawasan paling kering di dunia, Sahara juga tempat paling panas di bumi. Di puncak musim panas, suhu udara di Gurun Sahara bisa mencapai lebih dari 50 derajat celsius.

 

Kota Unik

Berwisata di Sahara sepertinya wajib pula menyambangi M’Zab. Kota ini sangat unik, berada pada sebuah lembah yang terletak di Sahara. Lembah ini begitu menarik lantaran menjadi tempat bermukim sekelompok masyarakat yang terisolasi dari dunia luar.

M’Zab sendiri terdiri atas lima kota bertembok yang terbentang sepanjang 600 km di selatan Aljazair. Lima kota yang terkenal sebagai pentapolis ini masing-masing bernama Ghardaia, Melika, Beni Isguen, Bou Noura, dan El Atteuf. Di kota-kota tersebut bangunan-bangunan dibuat secara unik. Setiap rumah dibangun berbentuk kotak berwarna pastel. Bangunan-bangunan itu kemudian dikelompokkan dalam sebuah lingkaran konsentris yang mengelilingi sebuah masjid.

Selain sebagai tempat ibadah, masjid tersebut difungsikan sebagai sebuah benteng pertahanan oleh masyarakat M’Zab. Rumah-rumah di M’Zab dirancang untuk hidup komunal dalam struktur sosial yang sangat egaliter dan menghormati privasi masing-masing keluarga.

Di sela-sela bangunan terdapat ganggang sempit dan berkelok-kelok yang hanya bisa dilalui orang. Ghardaia merupakan kota utama sekaligus ibukota M’Zab, sedangkan El-Atteuf adalah permukiman tertua di sana.

Kehidupan masyarakat M’Zab begitu tertutup. Bahkan nyaris tak tersentuh pengaruh dunia luar. Kota-kota di dalamnya dianggap ‘misterius’. Setelah matahari terbenam kota-kota di sini tertutup untuk orang luar.

Gerbang kota akan dikunci saat hari mulai gelap dan tak satu pun orang luar yang diizinkan masuk ke permukiman kecuali warga lokal. Masyarakat M’Zab masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional dan memegang kuat prinsip ke-Islam-an.

Perempuan-perempuan M’Zab dikenal sangat pemalu dan patuh pada tradisi. Pelancong dari luar bahkan dilarang keras untuk mengambil gambar para perempuan M’Zab. Karena kemurnian tradisi dan budayanya, sejak tahun 1982 kota-kota di M’Zab masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

 

Menara Masjid Tertinggi

Selain itu Aljazair membangun menara masjid tertinggi di dunia. Aljazair membangun masjid besar ini di pinggir Laut Mediterania, tepatnya di Distrik Mohammadia, Aljir. Masjid ini disebut sebagai Mohammadia Mega Mosque.

Dan menara masjid tertinggi di dunia itu pun dibangun di masjid ini. Menara masjid setinggi 265 meter itu menjadi salah satu daya tarik dari Mohammadia Mega Mosque. Tingginya mengalahkan menara Masjid Hassan II di Maroko dengan ketinggian 210 meter yang saat ini merupakan menara masjid tertinggi di dunia.

Selain punya menara tertinggi, ada hal lain yang menarik di Mohammadia Mega Mosque. Masjid ini disebut sebagai masjid terbesar se-Afrika dengan daya tampung 120.000 orang. Di kompleks Mohammadia Mega Mosque juga akan dibangun tempat belajar Al-Quran, perpustakaan serta museum.

Nantinya ada juga taman yang ditumbuhi pohon buah-buahan. Aljazair yang biasa disebut dengan Negeri Magribi dan terletak di Afrika Utara memiliki banyak bangunan dengan arsitektur kuno. Tidak hanya keindahannya, tapi juga sejarah panjang dalam melepaskan diri dari cengkeraman bangsa Romawi dan penjajahan Prancis hingga merdeka dan bisa mandiri seperti saat ini.

Setelah merdeka, negara ini terus melakukan pembangunan guna mempercantik negerinya. Meski demikian Pemerintah Aljazair tetap melestarikan bangunan-bangunan kuno pada masa lampau. Misalnya bangunan kuno di wilayah Tipaza.

Terletak di Pantai Mediterania, di Tipaza banyak peninggalan berupa reruntuhan unik dari kerajaan Romawi kuno. Dibilang unik, karena struktur dan artefaknya sangat terlihat berumur ribuan tahun dan identik dengan Romawi. Situs arkeologi dari Tipaza ini merupakan satu kompleks arkeologi paling luar biasa dari Aljazair, dan mungkin salah satu yang paling signifikan untuk mempelajari kontak antara peradaban timur dan barat.

Bangunan-bangunan tersebut terlihat indah dan eksotis, hingga para pengunjung seolah di bawa ke masa lampau. Saat memasuki gerbang kompleks, pemandangan indah sudah tersaji berupa keberadaan bekas arena ‘duel’ antara gladiator melawan binatang buas yang diberi nama Colloseum.

Dengan bentuk menyerupai lapangan sepakbola, Colloseum diberi empat pintu untuk mengeluarkan gladiator dan binatang buas yang akan diadu. Selain itu, di wilayah Tipaza juga terdapat satu museum tempat peninggalan benda-benda langka zaman Romawi seperti batu yang dibuat untuk lantai, kaligrafi kuno di atas batu, kendi dan beberapa benda peninggalan lain.

Tidak hanya itu, saat memasuki museum, terlihat dinding tembok dipasangi lukisan bermotif kembang yang di tengahnya terdapat gambar seorang perempuan dan laki-laki yang tangannya diikat dan duduk di atas batas. Lukisan tersebut dibuat dengan cara dilukis di dinding museum.

Sedang di depan lukisan terdapat beberapa batu berbentuk persegi panjang yang diletakkan dengan posisi berdiri. ”Semua benda-benda ini sudah ada sejak zaman Romawi,” kata Almunir Muchtar.

Aljazair juga memiliki bangunan yang disebut sebagai makam Raja Juda II dan Ratu Cleopatra Selleni VIII. Makam yang terletak tidak jauh dari Tipaza ini hampir menyerupai piramida berdiameter 185,5 meter, tinggi 32,4 meter, 60 tiang dan empat pintu rahasia.

Lorong menuju makam tersebut sangat gelap dan tidak ada penerangan kecuali lampu handphone masing- masingpengunjung. ”Menurut sejarah, ini (tempat) makam Cleopatra,” ujarnya.

Munir sedikit menceritakan sejarah makam tersebut. Menurutnya, pada tahun 1555 Masehi, Napoleon Bonaparte sudah memerintahkan untuk menggali makam yang diyakini terkubur jasad Raja Juda II dan Ratu Cleopatra VIII.

“Tapi jenazah tidak ditemukan karena ada bangsa vandal (vandalisme) yang merusak peninggalan Romawi,” kata Munir seraya menambahkan bahwa tidak sembarang pengunjung bisa memasuki makam tersebut. (gus santo/mas)

Related posts

Wisata Kampung Pecinan, Destinasi Wisata Baru di Kota Surabaya

chenghoo1